Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia
untuk memanusiakan manusia agar menjadi manusia seutuhnya. Pendidikan identik
dengan lembaga sekolah, tapi perlu diingat bahwa pendidikan tidak hanya
diterapkan anak-anak di lingkungan sekolah. Keluarga dan masyarakat adalah
peran utama untuk mencetak anak-anak mau menjadi apa di masa depannya.
Selama ini orang tua masih banyak yang menilai anaknya
pandai karena dapat ilmu dari sekolah. Padahal sekolah hanya mitra orang tua
untuk berkonsultasi bagaimana anak ini harus diarahkan. Selebihnya Keluarga dan
Masyarakatlah yang akan membentuk karakter anak-anak. Hubungan antara keluarga
masyarakat dan sekolah sangat erat, tanpa ada kerjasama yang baik maka karakter
anak tidak akan terbentuk dengan baik.
Keluarga
Kegiatan anak-anak sehari-hari prosentasenya sangat besar
berada di Keluarga. Aktifitas seperti : mandi, makan, tidur, bermain, melihat
televisi dan lain-lain adalah rutinitas setiap hari di rumah. Hanya saja belum
tentu rutinitas sehari-hari di rumah itu bisa bertatap muka dengan orang tua.
Karena sekarang banyak anak kita yang dititipkan di rumah itu bersama rewang
(pembantu rumah tangga). Disinilah permasalahan yang timbul pada internal anak,
yang seharusnya anak mendapatkan kasih sayang lebih, tetapi kesibukan orang
tua menjadikan anak-anak kurang diperhatikan. Maka sebagai orang tua yang baik
harus bisa mengatur waktu, jangan sampai anak kita kurang kasih sayang
dan kurang perhatian. Berikan perhatian dan kasih sayang penuh kepada anak kita
di rumah.
Lingkungan/Masyarakat
Dimana tempat tinggal kita ? kota, pedesaan, pantai, ataukah
pegunungan. Kita tidak diperkenankan memberikan julukan kepada anak sesuai
dengan tempat tinggalnya, misal : anak pegunungan dan anak pantai itu anak keras dan nakal, anak kota itu identik dengan pergaulan bebas, atau anak desa itu
lugu dan sopan. keras dan nakal, pergaulan bebas, lugu atau sopan itu yang
mencetak bukan lingkungan, tetapi masyarakat, kalau masyarakat kita (orang
disekitar kita selalu memberi contoh yang kurang baik kepada anak, maka anak
akan meniru tingkah itu yang serupa). Lingkungan/tempat tinggal itu hanyalah
sebuah kebetulan karena kita dilahirkan di tempat tersebut, atau orang tua kita
mendapatkan tugas kerjanya di daerah tersebut. Dalam lingkungan/masyarakat,
anak akan terbentuk sosialnya, berteman dengan baik dengan teman sebayanya.
Selain berteman baik anak juga belajar untuk saling memberi, saling membantu,
toleran dan lain-lain.
Sekolah
Sebuah lembaga resmi yang didirikan dengan tujuan memberikan
tambahan pendidikan kepada Anak kita. Sekolah adalah tempat yang ramah untuk
anak-anak, dimana anak-anak bisa belajar bersama, bermain bersama untuk
membentuk karakter yang lebih baik. Sekolah tidak hanya dari Usia Dasar
(Sekolah Dasar) sampai usia Menengah (SMP dan SMA). Tetapi sekolah itu dimulai
dari Anak Usia Dini, tepatnya adalah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Dunia
PAUD dimulai dari anak berusia 0 sampai dengan usia 6 tahun. Dengan klasifikasi
sebagai berikut :
0-3 tahun -> TPA (Tempat Penitipan Anak)
3-4 tahun -> KB (Kelompok Bermain/PlayGroup)
5-6 tahun -> TK (Taman Kanak-Kanak)
Ayo Sekolah mulai dari usia Dini, Ayo Sekolah PAUD, Ayo
Sekolah di tempatku. Sekolah ditempatku mengajarkan belajar sambil bermain, dan
bermain seraya belajar. Sekolahku tidak hanya mengajarkan ilmu daya pikir, tapi
mengajarkan nilai-nilai yang membentuk karakter anak lebih baik. Sekolahku
unik, kenapa demikian ? Karena sekolahku selalu menjunjung nilai luhur budaya
bangsa.
Tepat hari Sabtu 17 Oktober 2015 ada kegiatan Memasak dengan
Gembira. Loh ???? Kok memasak ???? bukannya itu hal yang berbahaya untuk anak.
Berbahaya atau tidak tergantung Bapak/Ibu Guru membimbingnya. Memasak tidak
hanya identik dengan menanak nasi, nyayur, atau yang berat lainnya. Tetapi
memasak ringan juga ada, seperti merebus jagung.
Sekarang era yang modern, manusia sekarang banyak yang lupa
akan budaya tradisional. Contoh kecil adalah jajanan. Jajanan yang diproduksi
Pabrik sangat bertebaran, ada di minimarket yang mudah dijangkau. Hal tersebut
yang membuat jajanan tradisional yang semakin terhimpit. Apa saja jajanan
tradisional, contoh : lemper, mendut, nogosari, lemet, pisang rebus, jagung
rebus, dan lain-lain.
Bangga rasanya bisa mengabdi di lembaga TK yang mau
mempertahankan jajanan tradisional. Anak-anak begitu antusias membantu Ibu dan
Bapak Guru membuat jagung rebus. Mulai dari anak-anak membantu membersihkan
rambut jagung yang masih menempel, sampai memasukkan sendiri di alat yang
digunakan untuk merebus jagung tersebut. Anak-anak juga bangga bisa makan jagung yang di olah sendiri
dengan bantuan Bapak/Ibu Guru. Untuk sekolah lain, ayo kenalkan kepada
anak-anak makanan tradisional yang makin terhimpit makanan modern. Ayo ajak
anak-anak yang di pelosok untuk mengikuti sekolah sejak usia dini.