Senin, 20 Juli 2015

Budaya Universal vs Relatif

Posted by Admin On Senin, Juli 20, 2015 No comments


Sebut saja tahapan perkembangan kognitif diperkirakan berlaku universal untuk setiap anak begitupun budaya. Hal ini disebabkan oleh adanya bentuk otak dan tubuh yang mirip pada anak serta stimulasi yang diperoleh dari lingkungan dengan cara yang sama. Dengan demikian hukum bebas budaya (culture free) mengenai perkembangan yang akan ditemukan berguna untuk kemudian diterapkan pada semua anak dari beragam budaya. Contohnya sebagai berikut, seorang anak akan mengekspresikan dunianya melalui bahasa dan bermain pura-pura di masa kanak-kanaknya, dilanjutkan dengan mulai berpikir logis  dan lebih sistematis di masa sekolahnya, lalu kemudian bernalar secara abstrak dimasa remaja.

 Namun pada saat yang bersamaan, terdapat kesadaran para ahli pada bidang ini menyimpulkan bahwa anak yang berbeda, tumbuh dalam konteks yang berbeda pula, yaitu anak yang mengalami kombinasi unik dari keadaan pribadi dan lingkungannya. Dalam hal ini, pola budaya dan lingkungan berperan penting dalam membentuk suatu hukum tentang perkembangan.

Sebagai contoh anak-anak yang tinggal di Asia, kebanyakan atau bahkan hampir semuanya memiliki pengalaman yang berbeda dengan pengalaman anak-anak di kota-kota besar di Barat dalam hal kehidupan sehari-hari, dari mulai kehidupan keluarga, masyarakat, lingkungan, dan budaya. Keunikan ini tentunya dapat menghasilkan perbedaan dalam kapasitas kognitif, keterampilan sosial, serta perasaan tentang diri sendiri dan orang lain. 

 Untuk menengahi keadaan yang ekstrim ini, suatu pandangan baru di munculkan, yaitu perkembangan berlangsung dimanapun dalam urutan cara yang sama, akan tetapi kecepatan dan kemajuan yang dicapai anak dalam budaya yang berbeda akan menjadi bervariasi. Selain itu, kebanyakan ahi perkembangan saat ini juga mulai menyadari pentingnya perkembangan anak. Perubahan yang terjadi pada suatu budaya diakui menjadi memiliki peranan penting dalam perkembangan anak.

Minggu, 19 Juli 2015

Pengaruh Situasional vs Karakteristik Individu

Posted by Admin On Minggu, Juli 19, 2015 No comments


Apakah cara bertingkah laku seorang anak berbeda pada saat dirumah dan disekolah? Atau apakah terdapat kecenderungan dan karakteristik kepribadian pada individu yang menyebabkan mereka bertingkah laku dengan cara serupa namun dalam situasi yang berbeda? Dapatkah kita menggambarkan karakteristik seorang anak dan berharap mereka memperlihatkan kualitas tersebut untuk memanifestasikannya dalam situasi yang berbeda?

Sudut pandang yang berbeda tentang pentingnya pengaruh situasional vs karakteristik individu. Untuk memecahkan kontroversi ini, kebanyakan dari para ahli tersebut menggunakan sudut pandang interaksionis, yaitu menekankan peran ganda dari factor kepribadian dan situasional.

Sebagai contoh, anak yang agresif mungkin akan mencari atau memilih lingkungan dimana ia bisa mengekspresikan agresifitasnya. Mereka mungkin akan lebih tertarik berkecimpung di sebuah kelompok anak nakal atau mendaftarkan diri di kelas bela diri. Anak yang agresif mungkin akan bersikap ramah dan kooperatif terhadap lingkungan yang tidak mentolerir mereka untuk mengekspresikan keagrevitasannya.

Berbeda dengan anak pendiam yang cenderung tertutup tentang kepribadiannya, malu bertegur sapa dengan orang lain (sulit bersosialisasi), sulit beradaptasi dengan lingkungan baru yang terkadang “aneh” dalam opininya. Anak semacam ini biasanya lebih memillih berada ditempat yang berkeadaan tenang, santai, dan terkadang cenderung serius, seperti kelas paduan suara dan kelas ilmiah.

Selain itu pengaruh situasional vs karakteristik individu juga berasal dari luar (eksternal) meliputi faktor lingkungan alam, serta lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya. Faktor lingkungan alam ialah keadaan geografis dan topologis daerah tempat seseorang tersebut hidup dan berkembang, karena perilaku keseharian dilingkungan tempat tinggal akan sangat berpengaruh pada situasional seseorang. Sedangkan untuk factor berikutnya yaitu faktor lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya adalah golongan sosial ekonomi, kelompok mayoritas dan minoritas dalam kelompok masyarakat, adat istiadat suatu daerah berserta budayanya.

Sedangkan faktor internal situasional seorang anak salah satunya dan sangat menjadi penting yaitu kondisi kesehatan atau keseimbangan psikis anak tersebut, yang biasanya terganggu dikarenakan masalah dalam keluarga, sebagai contoh ketidak harmonisan kedua orang tua yang menyebabkan si anak merasa kurang dalam hal mendapatkan kasih sayang, merasa terkucilkan dan sendiri, meski terkadang sangat terpenuhi dari segi materil.

Jumat, 03 Juli 2015

Kompetisi WPAPers Bojonegoro Jilid 1

Posted by Admin On Jumat, Juli 03, 2015 No comments



Wedha's Pop Art Potrait kini sudah mulai menggema di Kabupaten Bojonegoro. Saya Masnonok selaku Admin Group Facebook WPAPers Bojonegoro mengajak remaja Bojonegoro untuk berkarya dalam dunia Digital Art yaitu WPAP.

Pada kesempatan kali ini tepat di Bulan Ramadhan, saya membuat kompetisi yang pertama kalinya di Bojonegoro. Berikut deskripsi Kompetisi WPAP :

Kompetisi WPAPers Bojonegoro Jilid 1
Tema : Ramadhan
Sub Tema : Wanita Muslimah
Model : Nuri Maulida

Peserta : WPAPers Bojonegoro
Tujuan belajar WPAP bersama :
1. Mempererat silaturahmi antar sesama WPAPers se-Bojonegoro
2. Mengasah kemampuan mengolah mouse untuk pembuatan bidang pada wajah (WPAP)
3. Mengisi kegiatan Ramadhan
4. Membuat Group ini lebih ramai lagi

Dari 10 peserta yang mengikuti diambil 3 pemenang untuk mendapatkan hadiah berupa Pulsa.
berikut adalah ketiga nama yang berhak mendapatkan pulsa, dan karyanya menjadi sampul di Group FB WPAPers Bojonegoro

Juara 1 - Genbinotac Hendra dengan - software Corel Draw X5
Juara 2 - Fariz Arifuddin dengan - software Corel Draw X5
Juara 3 - Rumpoko Jati Kusuma - sotware Corel Draw X4

Selamat buat para pemenang





Site search

    Blogger news

    Blogroll

    About