Selasa, 21 Oktober 2014

Kalongking Menyisir Bengawan Bojonegoro

Posted by Admin On Selasa, Oktober 21, 2014 4 comments




Mbok Sri Widodari unggahno kancaku iki,
Yen ra munggah kaniaya,
Yen munggah tak puja,
Sun kalong-kalongking,
Yen sore wayahe munggah,
Ngitir, mangan, turu, nggandul
Mudun karo nyungsang.

Artinya :
Ibu Sri Widodari naikan temanku ini,
Jika tidak naik tersiksa,
Jika naik saya puja,
Sun kalong-kalongking,
Jika sore waktunya naik,
Berputar, makan, tidur, bergelantungan,
Turun dengan jungkir,

Alunan tembang dengan iringan musik tradisional kesenian sandur, menyisir  bengawan penuh semangatnya. Konsistensi penampilan sepanjang rute Parade Perahu Hias, membuat warga Bojonegoro tidak mengedipkan mata. Sorak sorai dari pinggir Bengawan Bojonegoro diberikan kepada peserta dari Desa Ledok Kulon tersebut.

Atrakasi di atas perahu itu sebut saja kalongking, ya kalongking adalah atraksi kesenian tradisional sandur. Biasanya dimainkan ketika pentas sandur akan berakhir. Sandur merupakan kesenian asli berasal dari daerah Bojonegoro. Sandur dari kata mesiSAN ngeDUR yang artinya sekalian sampai tuntas. Pada zaman dulu pementasan ini biasanya dimainkan setelah isya hingga menjelang pagi. Begitulah ceritanya mengapa kesenian ini dinamakan kesenian sandur.

 Gb. Kalongking menunjukkan kebolehannya, 
tanpa menggunakan pengaman dan tanpa berpegangan

Kesenian sandur dimainkan oleh 5 tokoh utama yaitu, Germo, Tangsil, Petak, Balong dan Cawik, dengan didukung oleh panjak hore. Pembukaan dalam pentas sandur dibuka dengan kesenian jaranan, dan diakhiri dengan atraksi kalongking. Kalongking berasal dari kata Kalong yaitu hewan yang menyerupai kelelawar tetapi dalam bentuk dan ukuran yang lebih besar. Digambarkan bahwa hewan tersebut sedang menikmati hasil bumi, mencuri hasil panen milik warga. Naik di atas pohon, makan, tidur, dan bergelantungan, itulah karakter yang dimiliki hewan tersebut.

 Gb. Kalongking di atas perahu yang bergerak menyisir bengawan

Pada atraksi kali ini berbeda seperti yang sebelumnya. Karena pentas sandur biasanya dimainkan pada lapangan yang terbuka, datar dan luas. Atraksi yang dilakukan kalongking kali ini adalah menyisir Bengawan Bojonegoro. Parade perahu hias dijadikan momen oleh para seniman sandur untuk memperkenalkan kepada masyarakat Bojonegoro. Atraksi di atas perahu tersebut dilakukan oleh para ahli, yang mana dalam beratraksinya seniman kalongking tidak menggunakan pengaman. Naik dengan memanjat, berputar, bergelantungan dan turun dengan cara badan terjungkir.

 Gb. Festival Bengwan Bojonegoro - Perahu Hias,
Peserta dari Ledok Kulon Kec. Bojonegoro, Atraksi Kalongking Kesenian Sandur,
Foto diambil di Desa Ledok Kulon

Angin yang semilir, arus air yang mengalir melengkapi Indahnya Bengawan Bojonegoro. Membuat masyarakat sejenak ibarat di hipnotis oleh bengawan dan beberapa perahu hias yang lewat. Terlebih saat rombongan Kesenian Sandur dari Desa Ledok Kulon sedang menunjukkan keahliannya.

Mari kita lestarikan budaya,
Terima kasih Kang Yoto,
Sudah memberi ajang kreatifitas masysarakat Bojonegoro,
Selamat Hari Jadi Bojonegoro ke-337,
Matoh ...



4 komentar:

Unknown mengatakan...

salut ada anak muda yang mewarisi kesenian tradisional, pada era sekarang dimana era modern, kok masih ada yang mau berkecimpung di dunia kesenian tradisional, semoga kesenian sandur semakin dekat dengan masyarakat bojonegoro

Admin mengatakan...

anak muda harus kreatif @Sriyani Ari Sari, salah satunya dengan berkecimpung di dunia kesenian tradisional

Unknown mengatakan...

artikel yang sangat menarik, semoga lewat artikel ini kesenian sandur lebih mengglobal, akan lebih banyak dikenal masyarakat luas

#bangga jadi anak bojonegoro

Unknown mengatakan...

nice artikel...
semoga akan lebih banyak lagi event-event kesenian bojonegoro yang dapat melestarikan budaya lokalnya

bojonegoro MATOH...

Site search

    Blogger news

    Blogroll

    About