Jumat, 22 Agustus 2014
Kamis, 14 Agustus 2014
Psikologi Perkembangan Anak
Apabila bayi mengalami keadaan yang negatif dan menekan dalam
kehidupannya, dapatkah pengalaman itu diatasi oleh pengalaman yang lebih
positif di kemudian hari? Atau apakah pengalaman awal merupakan suatu yang
sangat kritis dan menjadi prototipe untuk bayi sehingga pengalaman tersebut tidak dapat diatasi oleh
lingkungan yang kemudian, yang lebih positif.
Isu pengalaman dini vs kemudian mempunyai sejarah yang panjang dan
masih diperdebatkan secara hangat. Beberapa ahli percaya bahwa bayi tidak
mengalami pengasuhan yang hangat pada tahun pertama kehidupan, perkembangan
mereka tidak pernah akan optimal. Penekanan pada pentingnya pengalaman dini
terletak pada keyakinan bahwa tiap kehidupan merupakan bayangan yang berlanjut
bahwa kualitas psikologis dapat dilacak kembali ke akarnya.
Isu tentang pentingnya pengalman dini vs kemudian ini bertentangan
dengan pandangan yang menganggap penting pengalaman di kemudian hari. Menurut perkembangan
ini, perkembangan berjalan seperti sungai yang mengalir. Dijelaskan pada (Modul
Psikologi Perkembangan Anak – Universitas Terbuka), memandang pentingnya
pengalaman di kemudian mendukung pendapat bahwa anak dapat terpengaruh
sepanjang perkembangan dan pengasuhan sensitif di kemudian hari sama pentingnya
dengan pengasuhan sensitif di usia dini. Pengalaman dini merupakan penyumbang
yang penting untuk perkembangan tetapi tidak lebih penting daripada pengalaman
kemudian. Anak tempramen, seperti pemalu dan penakut mempunyai kapasitas untuk mengubah tingkah lakunya.
Orang-orang dalam budaya barat yang menganunut aliran psikoanalisis
klasik (freudian) cenderung mendukung ide bahwa pengalaman dini lebih penting
daripada pengalaman yang kemudian. Para ahli setuju bahwa pengalaman kunci
dalam perkembangan anak adalah anak dengan orang tua mereka pada lima tahun
pertama kehidupan. Bertentangan dengan hal itu, mayoritas orang-orang di dunia
tidak memeiliki keyakinan yang sama dengan pendapat para ahli tersebut.
Rabu, 13 Agustus 2014
Psikologi Perkembangan Anak
Kontinuitas
Pernahkah Anda berfikir perkembangan Anda pada satu waktu. Apakah
tumbuh secara berangsur menjadi seperti sekarang ini dengan yang perlahan dan
komulatif, seperti bibit yang tumbuh menjadi pohon makin lama makin besar? Atau
dengan cara tiba-tiba seperti ulat menjadi kupu-kupu. Perkembangan yang
mementingkan pengalaman dalam proses perkembangan seseorang menggambarkan
perkembangan sebagai proses yang berangsur-angsur (kontinu).
Para ahli perkembangan dijelaskan pada (Modul Psikologi Perkembangan
Anak – Universitas Terbuka) menekankan kontinu dalam perkembangan. Pandangan bahwa
perkembangan melibatkan perubahan yang gradual, berurutan, dan komulatif dari
sejak pembuahan sampai meninggal. Perkembangan sebagai sesuatu yang datar dan
terjadi berangsur-angsur tanpa perubahan mendadak sepanjang hidup. Bayi dan
anak prasekolah mungkin memberikan respon terhadap lingkungan dengan cara yang
sama dengan orang dewasa. Perbedaan diantara keduanya terletak pada kompleksitas
perilaku yang ditampilkan. Anak kecil dapat memilah objek dalam kategori yang
sederhana, mengingat dimana ia meninggalkan tempat kuenya di sekolah dua hari
yang lalu. Keterbatasannya, bahwa tidak mungkin menampilkan keterampilan
tersebut dalam cara yang seinformatif dan setepat orang dewasa.
Diskontinuitas
Namun para ahli yang lain menekankan adanya diskontinuitas dari
perkembangan, yaitu pandangan bahwa perkembangan melibatkan tahap-tahap yang
jelas dalam rentang kehidupan. Setiap orang digambarkan melalui urutan tahapan
yang berubah dan perubahan ini terjadi leibh secara kualitatif daripada kuantitatif.
Cara berpikir, merasa, dan berperilaku yang masing-masing memiliki
karakteristik yang unik menuju tingkat tertinggi dari fungsi manusia. Contoh mereka
berubah dari tidak dapat berpikir secara abstrak tentang dunia menjadi berpikir
secara abstrak. Menurut pandangan ini anak dinilai belum dapat memilah objek
serta mengingat seperti orang dewasa.
Akhir-akhir ini, pertimbangan terhadap kontinu dan diskontinu
tergantung pada kekuatan dari “lensa” yang kita gunakan untuk menguji perubahan
sepanjang perkembangan. Jika kita melihat dalam suatu jarak atau periode waktu
yang panjang maka memang akan terdapat beberapa perbedaan yang dapat ditandai
dalam tingkat dan kualitas keterampilan yang dimiliki.
Ahli psikologis perkembangan pada saat ini berada di tengah-tengah
dalam menyikapi isu kontinu dan diskontinu, tetapi berkombinasi dalam periode
transisi ketika perubahan mungkin terjadi secara cukup tiba-tiba atau
menyeluruh. Setiap transisi yang dialami seseorang menawarkan berbagai tantngan
dan kesempatan, dan keberhasilan seseorang untuk mengendalikan
tantangan-tantangan tersebut untuk memberi kita pemahaman tentang bagaimana
sifat perkembagan.
Selasa, 12 Agustus 2014
Hari pertama
Dea dan Nabila masuk sekolah, nampak Dea yang selalu bersembunyi di belakang
rok ibunya, sedangkan Nabila asyik berkenalan dan bermain dengan teman-teman
barunya. Kenapa perilaku Dea dan Nabila berbeda ? Apakah pengasuhan orang tua
yang berbeda antara Dea Nabila ? Atau Nabila tergolong anak yang aktif dalam
bersosialisasi dibandingkan dengan Dea ?
Sebuah kontroversi
antara aktif dan pasif seseorang dalam perkembangan, disebutkan pada (Modul
Psikologi Perkembangan Anak Universitas Terbuka) filsuf Inggri, John Locke
menyatakan bahwa seorang anak kecil adalah tabula rasa atau kertas kosong yang
akan dicoret-coret oleh masyarakat. Anak dipandang sebagai organisme pasif yang
secara utama dibentuk oleh kekuatan eksternal dalam lingkungan.
Beda halnya
dengan filsuf Prancis, Jean Jacques Rousseau, percaya bahwa anak dilahirkan
dengan akhlak yang baik. Ia cenderung akan berkembang ke arah yang positif
kecuali mendapat tekanan yang kuat dari lingkungan. pandangan tersebut menjadi
pelopor bagi model perkembangan organismik. Model ini melihat orang-orang
sebagai organisme yang aktif dan tumbuh, yang mengatur jalan perkembangan
sendiri.
Kedua pandangan
terseut dipandang terlalu menyederhanakan segala sesuatu. Anak-anak mempunyai
dorongan dan kebutuhan internal mereka sendiri. Anak-anak adalah agen aktif
yang membentuk, mengontrol dan mengarahkan jalan perkembangan sendiri. Anak-anak
adalah pencari informasi yang penuh rasa ingin tahu yang secara sengaja berusaha
untuk memahami dan mengeksplorasi dunianya. Anak juga memiliki faktor herediter
yang mpengaruhi perkembangan, tetapi anak adalah juga makhluk sosial yang tidak
dapat mencapai perkembangan yang optimal tanpa campur tangan lingkungan. Guru,
orang tua, dan teman tidak secara sederhana membentuk anak. Anak secara aktif
memodifikasi tindakan orang tuanya dan orang lain yang mereka temui dalam
kehidupan sehari-hari.
Senin, 11 Agustus 2014
Sebelum
membahas Faktor Hereditas vs Faktor Lingkungan, Masnonok.com mengajak Anda
mengetahui hal berikut:
Nature,
kualitas dan karakteristik bawaan yang diturunkan dari biologis atau
orang tua kandung, faktor tersebut merupakan pemberian biologis sejak lahir.
Informasi herediter yang diterima anak dari orang tua pada saat pembuahan akan
mempengaruhi karakteristik dan keterampilan anak kelak dewasa nanti.
Nurture,
kekuatan kompleks dari dunia fisik dan sosial yang mempengaruhi susuan biologis
dan pengalaman psikologis anak sejak sebelum dan sesudah lahir. Faktor ini
meliputi semua pengaruh lingkungan, termasuk didalamnya pengaruh dari keluarga,
teman sebaya, sekolah, lingkungan masyarakat dan budaya.
Masnonok.com, pernah memiliki pengalaman mengajar di TK TRISULA I
Bojonegoro. Ada dua peserta didik sebut saja Tata dan xxx. Tata sudah mahir
membaca dan pintar menyelesaikan soal-soal hitungan sederhana, orang mungkin
tak akan merasa heran. Karena ayahnya adalah peneliti, ibunya dosen yang sangat
kritis di perguruan tinggi. Satu anak lagi bernama xxx teman sekelas tata, juga
memiliki kemampuan membaca dan berhitung yang melebihi anak-anak seusianya
padahal kedua orangtuanya hanya tamatan Sekolah Dasar dan sekarang bekerja
sebagai pembantu rumah tangga. Dari cerita orang tua xxx diketahui bahwa mereka
saling memotivasi anaknya untuk semangat belajar. Agar kehidupan xxx kelak
menjadi lebih baik daripada orang tuanya.
Mana yang berpengaruh dalam perkembangan, faktor herediter ataukah
faktor lingkungan ? nature seperti Tata dan nurture seperti xxx ? Masnonok.com
mengajak anda harus sadar dan percaya bahwa kecerdasar anak secara kuat
dipengaruhi oleh pengalaman, dan berusa khusus untuk anak seperti membacakan
buku cerita, menawarkan permainan yang dapat anak membatu dan memotiviasi untuk
belajar. Jika anda percaya bahwa kecerdasan anak merupakan suatu sifat bawaan
dan tidak dapat diubah, maka anda tidak akan melakukan usaha-usaha yang dapat
membantu anak untuk belajar.
Isu Faktor Hereditas vs Faktor Lingkungan cukup intens diperdebatkan.
Lalu yang mana yang harus kita buat acuan untuk anak kita. Kita abaikan isu
tersebut, yang terpenting adalah sepandai apapun anak kita dan sekurang apapun
anak kita, kita sebagai orang tua harus tetap memberi motivasi kepada anak
untuk terus belajar. Kesimpulan Masnonok.com “kita harus mengeksplorasi bagaimana faktor biologis yang kita warisi
itu bisa dibentuk, dimodifikasi, dan diarahkan sehingga anak kita bisa menjadi
Anak Indoneisa yang Hebat”
Minggu, 10 Agustus 2014
#1.7 ISUPERKEMBANGAN
Sejumlah isu
perkembangan menjadi perdebatan di antara para ahli perkembangan. Seberapa
banyak perkembangan dipengaruhi oleh kematangan dan pengalaman (nature dan
nurture) ? Apakah perkembagan itu lebih
bersifat aktif atau sebaliknya pasif ? seberapa besar perkembangan dibedakan
oleh kontinuitas dan diskontinuitas ? seberapa banyak pula perkembangan
dipengaruhi oleh pengalaman masa dini dan kemudian ? Mana yang lebih
berpengaruh : faktor situasional ataukah karakteristik individual ? apakah
budaya bersifat universal ataukah karakteristik individual ? apakah budaya
bersifat universal atau lebih bersifat relatif dalam pengaruhnya terhadap
perkembangan seseorang ? Bagaimana pula dengan perubahan itu sendiri : apakah
merupakan sesuatu yang bersifat stabil ataukah terbuka ? Pertanyaan –pertenyaan
tersebut mengarah kepada sejumlah isu yang akan dibahas pada artikel
selanjutnya...... !!!!
Sampai berjumpa pada artikel berikutnya ...
Langganan:
Postingan (Atom)